Kamisan #6 Season 3 : Flashdisk Terkutuk

Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat sekarang. Semua ini gara-gara Ryan, teman sekelasku yang gemar sekali mengerjaiku. Dialah penyebab dari penderitaan psikologis yang sekarang kualami. 

Semenjak aku membuka isi dari Flashdisk yang dia berikan padaku, perasaanku menjadi tidak tenang. Hatiku sangat gelisah. Isi dari Flashdisk itu terus menghantui pikiranku. Perasaan antara berdosa dan malu telah menyelimutiku. 

Harusnya aku sudah menduga, bahwa memercayai teman yang resek seperti dia akan menjadi hal terburuk yang pernah kulakukan. Namun oh, betapa bodohnya aku bisa terjebak ke dalam muslihat busuknya.

Berawal dari tugas presentasi desain produk yang diberikan oleh Pak Anton, kami para murid ditugaskan untuk membuat materi presentasi dalam kurun waktu satu minggu. Namun bagi seorang pemalas sepertiku, waktu satu minggu tidaklah cukup untuk menyusun semua materi sendirian. Aku membutuhkan bantuan, dan itu jatuh pada Eka, satu-satunya teman sekelasku yang paling cerdas.

Selama seminggu, aku yang dibantu oleh Eka mempersiapkan semua materi bersama. Eka bahkan sampai harus membuat dua materi presentasi, yang mana satu untukku dan satunya lagi untuk dirinya sendiri. Terlihat cukup merepotkan memang, tapi sayangnya Eka adalah orang yang terlalu jenius untuk tidak direpotkan. 

Hingga tiba hari untuk presentasi, ternyata Eka tidak masuk sekolah. Pagi itu dia mendadak demam tinggi, hingga dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya. Batinku, itu gawat. Semua bahan-bahan yang harus kupresentasikan ada pada Eka. Sementara dia sendiri tidak masuk hari ini. Bagaimana aku harus melakukan presentasi jika bahannya tidak ada padaku?

Aku panik. Seakan menyalahakan keadaan, aku terus bergumam kesal, kenapa hal seperti ini harus terjadi. Ini semua gara-gara aku yang terlalu pemalas dan tidak bisa menggunakan program untuk membuat video presentasi, sehingga aku meminta bantuan Eka untuk membuatkannya. Dan karena Eka berkata ada yang harus ditambahkan pada videonya, jadi bahan itu masih dia bawa.

Aaagh! Aku benar-benar kebingungan hari itu. Tidak mungkin aku berkata pada Pak Anton bahwa bahan presentasiku dibawa oleh Eka. Bisa habis aku dimarahi oleh beliau karena ketahuan tidak membuat presentasi sendiri. 

Dan di saat kekhawatiran melandaku, Ryan dengan senyum jahatnya tiba-tiba datang menghampiriku.

¨Nih,¨ tiba-tiba dia menyodorkan sebuah flashdisk padaku. 

¨Apa nih?¨ Tanyaku bingung.

¨Loe minta bantuan Eka kan buat ngerjain tugas presentasi. Dia nitip ini ke gue, katanya ini bahan presentasi loe.¨

¨Hah? Serius? Kok bisa dititipin ke loe?¨

¨Ya rumah gue kan searah ama dia. Kalau ke sekolah mesti lewat depan rumah dia. Dan pas dia mau ke rumah sakit tadi, kita ketemu, terus dia nitip ini.¨

Seakan tak percaya, aku sontak bersyukur dan merasa lega sekali mengetahui bahan presentasiku kini ada di tanganku, seakan-akan Tuhan masih berkenan mentolerir dan mengampuni kemalasanku ini. Aku merasa begitu senang, bahkan saking senangnya, aku sampai melupakan fakta bahwa yang menyerahkan flashdisk ini adalah manusia paling brengsek yang pernah kukenal.

Hingga kemudian, tiba saaatnya namaku mulai dipanggil untuk maju presentasi. Dengan begitu yakinnya aku melangkah menyerahkan flashdisk yang kupegang pada Pak Anton yang sedang menangani proyektor. 

Aku berdiri di depan kelas dan mulai berbicara. ¨Hari ini saya akan mempresentasikan produk sabun innovatif saya yang saya beri nama Sabun UFO,¨ aku pun memberikan aba-aba pada Pak Anton untuk segera membuka file presentasiku. Click dan pow! Semua tercengang melihat apa yang muncul di layar.

¨Apa-apaan ini, Agus?¨ Pak Anton kaget dan langsung marah begitu melihat video yang muncul ternyata bukan materi presentaisku. 

¨Hah? Kok?¨ Semua teman-teman sekelasku terbahak-bahak menyaksikan video yang tampil tersebut, aku pun terkejut dan malu bukan main. Itu adalah video curhatku yang norak tentang kejombolanku yang dulu sempat kuunggah di Facebook tapi kemudian kuhapus.  

Bagaimana bisa yang muncul adalah video terkutuk tersebut? Tidak mungkin Eka berbuat itu padaku, tidak akan mungkin. Atau jangan-jangan... aku menoleh menatap Ryan. Sudah kuduga, Ryaaann! Dia mengacungkan jempol ke arahku. Kurang ajar! Dia selalu punya sesuatu untuk menjahiliku. Awas kau setaaann!!!

TAMAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simian (Episode 1)

Kamisan #3 Season 3 : Pria Mawar

Kamisan #2 Season 3 : Suamiku